Senin, 12 Desember 2011

My Grown Up Boy

Raddy adalah lelaki yang paling sabar yang pernah saya kenal. ops! nomer satu tetap papa saya. hahaha....


Dulu yang saya kenal, dia bukan orang seperti ini.... dia pun juga mengakui hal itu. Waktu itu, dia seperti seorang anak kecil yang masih dilingkupi keegoisannya, rasa ingin menang sendiri.... anak kecil yang sebenarnya memiliki keinginan untuk berbagi, memiliki cinta di dalam dirinya, hanya dia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.... Raddy seperti anak lelaki kecil yang rapuh.... yang jika kamu cubit sedikit saja dia akan marah dan menangis. Dia seperti tidak siap lagi untuk disakiti. Yang sewaktu-waktu dapat dengan mudah tertawa, atau marah, atau bahkan menangis.... lalu tertawa lagi. Dia benar-benar seperti seorang anak kecil yang nakal dan bandel, tapi sebenarnya sangat ingin dipeluk manja.


Jujur saja, saya dulu masih sangat takut untuk menyentuhnya. Perasaan takut apakah yang akan saya lakukan akan membuatnya tertawa atau malah marah.... saya benar-benar takut untuk mengusiknya. Maka saya mendekatinya perlahan. Raddy dulu ibaratnya anak bandel yang harus ditegur, tapi dulu saya takut menegurnya.... maka saya biarkan dia melakukan apa yang dia maui, dan dia akan belajar dengan sendirinya... jika dia melakukan kesalahan maka dia akan belajar dengan sendirinya. Saya sangat menyayangi 'anak kecil' itu.... kami belajar saling mencintai... dan ternyata tidak susah untuk mencitainya. 

Seiring dengan waktu, dia melepaskan semua kekanak-kanakannya. Dia telah belajar, berproses menjadi dewasa.... menjadi seorang pria. Raddy selalu dapat belajar dari kesalahannya. Dia adalah seorang yang berkemauan tangguh.... sekali jatuh dia tidak akan menyerah, ya tentu dia sakit, tapi sakit itu tidak akan mengurangi keras kemauannya. Walaupun dia telah menjadi pria, dia tetap menyimpan cinta layaknya seorang anak kecil : begitu tulus dan hangat. Raddy adalah seorang pembelajar yang hebat.... dia selalu belajar dari setiap hal yang dilaluinya. Dia belajar menjadi seorang yang sabar, dan dia berhasil. Dia mengalahkan egonya, dia mengalahkan tantangan dari dirinya sendiri. Untuk saya, dia adalah orang yang hebat.... karena saya tahu, dulu baginya ego adalah kekuatannya, dan kini dia mematahkannya. Bagi saya, walaupun dia dewasa, namun sisi anak kecilnya selalu bisa saya dapatkan dari caranya memperlakukan saya : dengan kejujuran dan ketulusan.


Saya sangat menyayanginya. Menyayangi setiap fase dia berusaha dan berproses. Menyayangi setiap perjuangannya.... menyaangi setiap angan dan citanya. Saya menyayangi tatapan matanya, dan caranya mencintai saya.... Saya menyayanginya demi setiap tangis dan luka yang pernah saya lakukan terhadapnya, untuk beribu-ribu kata maaf dan memaafkan. Untuk setiap cinta......... he is my everything.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar