Sabtu, 25 September 2010

Jagoan Kecil

Bukan salahmu, jika kamu tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika itu...
bukan salahmu juga, jika jari-jari kecilmu tidak lancar diatas dawai-dawai gitarmu...
aku selalu tahu kamu tidak ada henti-hentinya mencoba dan belajar, disaat sendiri dan tidak ada yang melihatmu, mendengarmu...

aku tahu kamu tidak bodoh seperti yang mereka bilang,
aku tahu ada hasrat didalam dirimu untuk ingin seperti mereka, untuk menunjukkan kalau kamu mampu...
dah aku yakin kamu mampu.

pada saat itu, saat kamu masih didalam kandungan, karena suatu hal hidupmu harus diambil paksa, dan Ibu mempertahankanmu... kalaupn pada saat itu, kamu bisa berdoa dan meminta kepada Tuhan... kamu pasti akan meminta jika benar nantinya kamu dilahirkan, kamu lahir menjadi anak yang pintar dan berbakat seperti kakak-kakakmu...
tapi bukan salahmu jika ternyata tidak seperti itu... tidak ada yang salah dengan dirimu....
soal-soal matematika yang belum bisa kau kerjakan, dan dawai-dawai gitar yang belum kau petik dengan indah.... adalah hal kecil yang akan membuatmu hebat nantinya. kamu bukan tidak bisa, kamu hanya belum bisa! dan kamu tidak bodoh! tidak ada yang berhak mengatakan kamu bodoh, atau ada yang salah dengan kemampuanmu, hanya karena kehidupanmu di masa dalam kandungan dulu tidak selancar kakak-kakakmu!

dengan bertahan didalam kandungan disaat keadaan seperti itu, kamu telah membuktikan bahwa kamu hebat!
dan Tuhan juga membuktikan, bahwa kehidupanmu telah menjadi rencanaNya!
dan karena itu semualah, tidak ada yang boleh mengatakan kamu bodoh! TIDAK ADA!!

kamu harus mampu.
kehidupanmu masih sangat panjang... 9 tahun mu ini, tetaplah berusaha.
kamu pintar... teruslah belajar... jika mereka mengukur suatu kepintara hanya dengan ranking di kelas,
maka dapatkanlah ANGKA itu, jika hanya dengan itu mereka mau mengakuimu sebagai anak pintar!
dan beritahu mereka bahwa kamu memang pintar!!

untuk jagoan kecil : E. S. K. P

Minggu, 19 September 2010

tidak ada manusia yang bodoh!

saya yakin, di dunia ini tidak ada manusia yang diciptakan bodoh.

saya tidak suka jika ada seseorang mengatakan bahwa seseorang itu bodoh -walaupun saya beberapa atau seringkali juga mengumpat dengan kata tersebut- tapi jujur, dan saya baru menyadari bahwa tidak ada satupun manusia yang diciptakan bodoh.
orang yang lebih tidak tahu, tidak memiliki pengetahuan luas, atau nilai akademisnya jelek, bukan orang bodoh... mereka hanyalah orang-orang yang belum pintar. dengan ketidak tahuannya, jika dia mau berusaha, dia dapat melewatinya dan mengubah dirinya menjadi orang yang pintar.... pada dasarnya semua orang itu pintar. saya sangat yakin itu.

saya kasihan melihat orang yang dikatakan dia itu bodoh. sepertinya, kata "bodoh" itu adalah suatu label yang merujuk pada hal : dia gagal untuk menjadi pintar. sebegitu sempitkah martabat seseorang, dengan  pelabelannya sebagai 'orang bodoh', dia menjadi orang yang tidak diperhitungkan? padahal sebenarnya, siapa yang bisa mendefinisikan apakah tu 'bodoh'? sseorang yang memenuhi syarat apa sajakah yang layak dikatakan bodoh? yah walaupun terdengar kontradiktif dengan pernyataan saya, bahwa saya yakin semua orang itu pintar, tapi memang ada suatu pertanyaan pula, bagaimana takaran seseorang masuk didalam kategori pintar?

dan menurut saya, kepintaran ini banyak sekali macamnya. kepintaran bukan hanya menyangkut tentang pendidikan akademis, keluasan pengetahuan, mengerti banyak hal, dll. ada seseorang dikatakan pintar jika dia cerdik, seseorang dikatakan pintar karena dia kreatif, seseorang pintar karena dia ulet dan tekun, seseorang pintar karena dia memiliki citarasa seni yang tinggi, dsb. dan kesimpulan saya, sekali lagi, PENDIDIKAN AKADEMIS BUKANLAH SUATU UKURAN PASTI SESEORANG DAPAT DIKATAKAN BODOH ATAUPUN PINTAR. Hanya, berilah waktu dan kesempatan bagi orang-orang yang belum pintar, untuk mengembangkan dirinya, dan menemukan potensi 'kepintaran' yang tersembunyi didalam dirinya....

kesempatan dan dukungan, akan memberikan suatu pengharapan yang besar bagi mereka, orang-orang yang mau membawa dirinya untuk lebih maju.
belajarlah untuk peduli.

Sabtu, 18 September 2010

BOROBUDUR, Magelang ( Notice : Indonesia )






I just realized there are many tourist attractions around jogjakarta! and very WOW!


in front of the Borobudur temple. i've already had a bad feeling

!
some time ago I went to the temple of Borobudur, which is located on area of Magelang. Magelang is located on Central Java ... Well, if pursued by car from Yogyakarta, will take approximately one hour. I strongly recommend do not visit temples Borobudur at the holiday season (months of June-July) or at the national holiday, so uncomfortable! very crowded if you come in the months that, like the sea of people! and certainly can not enjoy the scenery or some place (like a small museum or a diorama) ... so come in the months that deserted, or if possible come in the evening before sunset. if you're lucky, and if the weather support, and you will see a sunset scene that no less beautiful than the sight of sunset from the beach of Kuta Bali. well, I ever heard of a tour package to see the sun rise there, but I'm not so sure, probably better to ask directly there. lol

look at those people behind! eeerrrghhh!
and very unlucky I am, get there at the time of national holidays, which (unfortunately again) coincide on weekend days. god, very musty and very super crowded! but that day was very sunny weather, I had hoped to be able to see good scenery of the temple ... but unfortunately, people were covered my eyes! unlucky.
doing a little 'luck'. wait, is it the right stupa? LOL

There is a myth that if we could touch the little finger of Buddha in the stupa, what we want can be achieved. but apparently not any stupa. because there are so many stupas there, and I did not know which one exactly that 'stupa of luck', so I carelessly did this myth, lol. Who knows eh? lol

I am very envious of Raditya, he had to go there with friends during the afternoon and drizzle a little misty. unlucky? no no! instead he is very lucky! apparently of natural scenery around, the views from the top of the temple no less great than when the weather clears! a bit foggy, making the stupas' aura radiates, very mystical but also beautiful!
'dad, where are you?' i was lost!

Selasa, 17 Agustus 2010

A little from my sight

Add caption
afternoon sky, @Jetis Village, Boyolali ( Raditya's grandma's home)

---------------------

"morning has broken"
@ Bali Strait from the boat


 Swimming pool side @Lor In hotel, Solo

P.S.
Taken with Samsung Camera phone
edited with Photoshop CS 2
- all about amateur -
enjoy :)

.

Senin, 16 Agustus 2010

A trip to Bali (notice : it's in Indonesia!)

a time ago, my family and I traveled to Bali.
We spent several days in Kuta.

frankly, this is the umpteenth time we travel there. as my mama says: no boredom to go to Bali. haha ... and I think so too. only dad who very lazy to go there, because in one month, he had three times to go there. It sounds boring. haha ...

hhm ... we feel it is in a foreign country! I could ask (dumb question) is it true Bali in Indonesia? LOL.
how not, in my three days at the hotel, I encountered all, yes I said ALL, hotel guests are foreign tourists! if there are local people, it's only employees and .... us. that's all.
at breakfast, we were like 'alienated', as the only Indonesian family there. it was strange, at once funny ... like we're on a trip to Europe. LOL
er by the way, banana pancakes and ham which are served by our hotel is very nice, it's the only thing that so memorable from the hotel. hahaha ...

no no, it's not banana pancake, it's banana boat @ nusa dua. LOL

then one night, we went out for dinner, still on areas of Kuta.
we decided to have dinner at a seafood restaurant, because they are 'showing off' the fish, squid, shrimp, and giant lobster in front of the restaurant, so we could choose our own seafood which will become our victims. hehe.
and once again, at a restaurant, only we were the only indonesian family! uh ... I also do not know why like that ... just another Indonesian families -and God- knows why. LOL


 okay squid, farewell to your friends! yuuumm!

oh well, food in restaurant was very tasty! I chose the grilled squid, and my sister chose grilled shrimp ... it ws ... superb! Dad was very pleased to have dinner there (hhm. .. I mean, at some restaurants in Kuta which presents live music as well) because he could sing in front of the guest. haha. oh well, at that time he sang La Bamba and Volare ... and it all worked! guests danced! haha

you rock, Pa!

----
when we were there, was to coincide with many celebrations. Our guide said it were celebrations held each village ... and is usually held every six months. Aaah ... we are very excited!


@ Ubud Sacred Monkey Forest sanctuary


guess, which one is my sister?

The first was when we were in Ubud Sacred Monkey Forest sanctuary, in which there was the great temple in the middle of forest, while there was a massive ceremony held by the village community of around that place ... maybe if in java, it's like a ritual blessing of the village. so many dance and songs, there was a kind of barong parade, a very large offering, and so forth. very beautiful ...

the ceremony @ ubud

---------
Our time to Tirta Empul Tampak Siring, else seems so ... there were more festive! many mass dances, gamelan games, parade presented, lots of interesting ...! there mama was given by someone a small package, not know what was in it, certainly that person said for luck ... haha ... I also did not know it's true or not, but my mom a little tense when she received it.


 girls @ Tirta Empul ceremony. they're so beautiful (hehe)

hhm ... be widened everywhere this post. real point is one, why people of Indonesia alienated at their own place? yaa ... puzzling questions ... but weighty. lol
Brunch @ Lake View Restaurant, Kintamani

oh yaa, I also really admire the people of Bali ... they are so global, but still able to maintain their own culture. Wooo ... I was in awe until want to cry ... why I was not born as a people of Bali? kidding ... lol

heading back to jogja :(

I promise to keep returning to Bali! hahahaha ...
I am crazy about Bali.

Sabtu, 31 Juli 2010

terlupakankah mereka?

mungkin kebanyakan dari kita sekarang merasa semuanyaaa gak ada yang memuaskan dari pemerintahan negara kita. kita merasa semuanya tidak 'sreg', atau apalah... yang kemudian menyalahkan pihak2 tertentu...
yang kemudian, kita sendiri, sebagai sat bangsa malah saling jotos-jotosan... ngata-ngatain yang aneh-aneh...
pada ga ngerasain dulu gimana susahnya memerdekakan diri, dan sesama bangsa, dari penjajah? yang ada sekarang cuma nuntut ini itu...
hhm... apa itu yang dibutuhkan bagi suatu bangsa untuk maju? selalu menghadap ke depan, menulikan dan membutakan diri akan sejarahnya?

saya, dengan tidak sengaja membuka salah satu foto di album facebook milik saudara saya... ini gambarnya :
                                                            ya.. gambar seorang veteran...

lalu kemudian saya browsing di google, dan muncul banyak sekali cerita tentang nasib para veteran Indonesia, dan hampir semuanya... miris. kebanyakan mereka menjadi tukang becak, kuli bangunan, penyapu jalanan, dll. walaupun mereka mendapatkan gaji pensiunan, tapi tetap saja yang diterimanya masih di bawah standar biaya hidup. jadi begitulah mereka, melakukan pekerjaan lainnya.

pada waktu muda, mereka gak punya waktu buat belajar bisnis, atau buka warung, atau buka usaha lainnya, karena 'sibuk' memperjuangkan negara kita... jadi bukan suatu 'kebodohan' atau 'kesalahan' mereka jika kemudian pada hari tua, mereka menjalani pekerjaan-pekerjaan seperti itu. bukab! bukan karena mereka malas! itu semua malah wujud dari kegigihan mereka untuk bekerja, dengan bekerja apapun itu.




jujur saja, saya pribadi, sebenarnya sangat tertarik dengan masalah ini... mereka sering dilupakan. bahkan (mari, tidak membudayakan menyalahkan pemerintah saja) KITA SEMUA (dan disini maksudnya, termasuk pemerintah juga) melupakan mereka. kita sama sekali tidak peduli.... apa kabar mereka? apa kabar budaya kita yang (katanya) menghargai jasa para pahlawannya? kitakah bangsa yang besar?

yaa... mereka semua, dengan bangga, masih menyandang 'gelar' itu... mereka masih mau bekerja apapun untuk menyambung hidup, bahkan dengan 'sisa-sisa' kejayaan mereka dulu : tangan dan kaki yang tidak lengkap, mata yang harus dikorbankan, hela-hela nafas yang tersisa dari lelahnya perjuangan mereka dulu...
semuanya masih 'tersisa' untuk mereka mengayuh becaknya, mengayak pasir bangunan, atau melambaikan sapu di jalanan...




didalam diri mereka itulah tertanam semangat "MERDEKA" yang sesungguhnya. tidak malukah kita?
berkoar-koar menuntut keadilan bagi diri sendiri (yang padahal belum tentu kita memberikan kontribusi besar bagi negara kita), dan melupakan mereka yang dengan berani sekalipun menghantar nyawa, hanya untuk memperebutkan kemerdekaan bagi kita?

hormati mereka... sejarah lah yang membangun kita.

Jumat, 23 Juli 2010

i feel better! yaay!

hi, how was your day?

my day is better, I hope your days are also er ...

yesterday I felt bad and was always crying, especially in my bedroom, alone. but after that it was a relief, and re-excited, like getting a new soul. haha ... although then finally cried, over and over again ...
well even then, it's very comforting to cry. sounds mushy huh? but I'm very honest! try it yourself, hehe ...

oh, first I want to say happy birthday to my dad ...
happy birthday papa! you look so young (with that wig) ! LOL

he was 48 years old, on July 20 ... and we had a private party along with several colleagues ... sing, dance, so much foods, and all of them ... it feels good, especially Raditya join us. truly a great day. once again, happy birthday, papa ... I am very proud of you.

hhm ... in fact, my greatest healer is Raditya Endro ...
I was very lucky, he was here. with all the words of encouragement, with a gentle pat, which means, "calm, you are great people." to wipe my tears, and with the comforting arms ... all very helpful.

whether he or I who look so pampered?

he who trusted me, like no other people do. he who understand me, with all my mistakes and his sense of forgiveness is so great ... he always gives me the opportunity for learning and changing, always helps me whatever it takes.

happy family! LOL

he is the only person who saw me cry, and let me relieve myself with my tears, then hugged me after I finished. I scold him, under my outburst emotion, and he just listened and then grasped my hand, saying: "you should be able to skip all this, I regret to see you like this."

he always mocked my tiny fingers! ah!


hhm ... what else can I write about him ... * I'm confused
Essentially I know that at least there's someone who understands me.
and I am sorry for all the mistakes I've ever done to him, which made him upset ... I am not going to find another Raditya, inside Tom Cruise though, haha ...

is he look too serious? 

I hope you find 'Raditya' for each of you, hehe ... I know, sounds really stupid, but ... so yah ...
pray the best for us ... :)
good luck to you all.
kiss.

Jumat, 16 Juli 2010

mazel tov!


Kadang saya merasa, saya lebih ingin menjadi anak tunggal dan sendiri. Agar saya tidak pernah merasa bahwa saya tidak berguna… agar saya tidak harus diam-diam menangis di kamar saat saya tersadar bahwa saya ternyata tidak-lebih-berguna-dari-kalian.

Mendengar kedua orang tua saya membangga-banggakan kalian, dan bukannya saya… menyadari bahwa saya tidak pernah memberikan kontribusi sebesar itu kepada orang tua saya : sampai orang tua saya menangis. Haha… aneh memang… lalu sekarang, saya belingsatan seperti setan, mencari jalan dengan cara apa saya bisa –paling tidak- sedikit membanggakan mereka… paling tidak, mereka pun juga menceritakan saya di depan teman-teman mereka… 

Karena saya tidak pernah berhak mendapat cium itu : cium yang diiringi tangis kebahagiaan. Apa yang sudah saya lakukan? Nothing. Karena saya tidak pernah membuat ayah saya bersorak gembira –benar-benar sorak yang pertama kali saya dengar dari dia- karena saya masuk ke fakultas yang mereka impikan… saya tidak pernah lakukan itu. Dan karena saya seperti benar-benar sampah saat mereka menceritakan kalian dengan terus menerus dan tiada henti didepan teman-teman mereka, dan bahkan saat sayapun disana… saya tahu saya dicibir. Ya, lalu saya bisa apa. Tertawa. Haha… bersikap bahwa saya baik-baik saja.

Yah… akan selalu seperti ini sepertinya. Tapi saya pun bangga pada kalian, saya senang dengan apa yang telah kalian lakukan, membuat orang tua kita sangat gembira dan bangga : karena itu satu-satunya hal yang tidak pernah bisa saya lakukan.

Terima kasih… terima kasih telah menjadi saudara-saudara saya… terima kasih telah membuat mereka bangga… terima kasih. Saya gembira untuk kalian… doakan saya, suat saat nanti sayapun bisa lakukan apa yang kalian lakukan, semoga.

Mazel tov! 

Kamis, 08 Juli 2010

Quotation

" ....Saya seringkali berharap bahwa saya memiliki mesin foto dan dapat mengambil gambar rakyat kami—sebagaimana hanya saya yang dapat melakukannya, dan bukan Eropa. Ada begitu banyak hal yang ingin saya jadikan kata-kata dan gambar-gambar, agar orang Eropa dapat memperoleh gambaran murni tentang kami orang-orang Jawa...”

-- R.A. Kartini 1900 --

Jogja! Aku...

jogja... dari kecil saya sangat suka dengan suasana jogja...


waktu kecil ada suatu rasa nyaman seperti di rumah jika pergi ke jogja, dan membuat saya selalu ingin kembali...
membuat saya selalu merengek ke papa mama untuk selalu pergi ke jogja...
mungkin itu yang disebut " chemistry ", haha... saya jatuh cinta.

dan ya, akhirnya saya sekarang secara 'tidak resmi' tinggal di jogja, menjadi pelajar disana... dan memiliki rumah... yaya, inilah akhirnya saya merasakan rasa "rumah" yang sebenarnya di jogja. takdir tak kemana... :)


saya jatuh cinta dengan keramahan orang-orang jogja... orang jogja, masih dan akan tetap selalu mencintai budayanya. yaa begitulah pemikiran saya. senyum sapa mereka kepada orang, keramahan, dan rasa yang begitu terbuka... hhm... seperti keluarga.

suatu saat, dan berkali-kali saat, saya mendengar seorang teman berkata, " orang jogja sudah tidak lagi mengagungkan rajanya sendiri... " haha... saya sedikit merasa geli mendengarnya...
well, orang jogja yang mana maksudnya?


di jogja ini terlalu banyak pendatang : pelajar, mahasiswa, para pekerja, dsb... dan yaya, lalu mereka disebut 'orang jogja' juga... tentupun kalau terkesan banyak orang jogja yang sudah tidak 'mengagungkan' rajanya sendiri (maksudnya disini mungkin, sudah tidak menjunjung kebudayaan mereka), mungkin 'orang jogja' jadi-jadian ini... haha. yaya... aneh terdengarnya memang : orang jogja jadi-jadian.

ambillanh saja contoh, saya mengontrak sebuah rumah, dan lalu rumah itu bocor disana-sini, temboknya mau runtuh, dsb... apa peduli saya? saya tidak akan merawat rumah saya itu sedemikian sayang seperti saya merawat rumah saya sendiri kan, toh nanti sebentar lagi saya juga peri dari rumah itu... kan?
tapi orang yang melihat rumah kontrakan saya yang mengerikan itu pasti akan berfikir, bahwa saya sebagai penghuninya sangat tidak punya rasa sayang tehadap rumah sendiri... walalupun hei. itu bukan rumah saya!


sama juga dengan orang jogja asli dan orang jogja jadi-jadian...
sekarang sangat banyak, dan jumlahnya tidak muat dalam kuota maksimum jika dihitung, seberapa banyak orang-orang pendatang yang tidak memiliki sense of belonging.
peduli setan, dengan apa yang menjadi budaya di jogja, yang kami tahu ( ya, kami! karena saya juga 'pendatang' di jogja... ) saya datang, saya tinggal, saya belajar, saya lulus, dan saya pergi... --oops, setelah itu mungkin coba-coba peruntungan cari kerja di jogja, itupun jika masih betah tinggal di jogja lebih lama --

orang-orang asli jogja, masih sangat mencintai Raja... hmm... ya masih sangat terlihat itu. kenapa banyak orang masih mau mengabdikan diri tanpa dibayar (atau dengan bayaran sedikit ) menjadi abdi dalem di kraton ( walaupun dia juga punya pekerjaan sampingan lain) ? dan segala sesuatu yang muncul dari keraton pastilah dianggap itu bertuah dan berkasiat, apapun itu... juga saat terjadi gempa jogja 2006 lalu, muncul isu akan terjadi tsunami. mendengar itu Sultan bertitah agar warganya tenang dan tidak khawatir... dan memang begitulah, lalu semua rakyatnya tenang... sebegitu percayanya rakyat kepada Sultan nya. bagaimana jika itu terjadi di tempat lain? rakyat akan beramai-ramai mendemo pemerintah jika pemerintah menyuruh warganya tenang, kan?

yaa... tapi wajar dan maklum jika banyak orang yang melihat sebelah mata kepada jogja seperti itu.
memang yang 'lebih eksis' dan 'lebih menggema' adalah ulah-ulah para rakyat jogja jadi-jadian tadi... baik itu baik dan buruk... tapi jika mendengar sudah banyak penilaian seperti itu, berarti lebih banyak ulah-ulah buruknya, haha...


apapun itu, saya juga pendatang lho... tapi saya tidak mau mengklaim diri saya sebagai orang jogja :)
saya pengagum jogja... pengagum masyarakat dan budayanya...
karena itu saya jatuh cinta pada jogja! :)

Sabtu, 26 Juni 2010

kamu, temanku?

aku tidak mengerti kamu,
seperti kamu juga tidak mengerti aku.
kamu seperti 2 pribadi dalam 1 tubuh.
membingungkanku.

aku tidak mengenalmu.
aku hanya mengenal 1 pribadimu.
tidak mengenal pribadi yang 1 lagi.
lalu masih bisakah aku disebut mengenalmu?
*karena aku tidak tahu,
yang mana sebenarnya pribadimu.

haha. kawan...
kamu aneh. kita aneh.
harus seperti apa kita berteman?
entah, terserah sajalah.

aku sudah menyerah.

Sabtu, 19 Juni 2010

teman: janji, maaf, dan cinta.

hidup seperti ini banyak dicintai dan mencintai,
banyak tersakiti dan lebih banyak menyakiti...

apalagi yang bisa dikerjakan jika sudah terlalu menyakiti? kata "maaf" tidak masuk didalam daftar saya. "maaf" sudah kehilangan esensinya. "maaf" ini sekarang hanya sekedar kata, bukan lagi suatu "pertobatan".

[sudah terlalu lama. sangat lama.
semenjak saat itu.]

anda teman saya, seharusnya saya tidak menyakiti anda seperti ini.
kita hanya terbelenggu, kita tersesat. ini labirin kata-kata...
kita saling berkata-kata, tanpa tahu bagaimana menyudahi.
tidak tahu, dimana harus menempatkan titik.

dan lagi kemudian kita tersedot lubang. yaya, sebut saja lubang hitam.
biar terdengar keren, seperti yang selalu anda ingin.

lubang hitam ini adalah lubang perasaan.
banyak perasaan cinta disana. hah.
lucu memang...
sejoli sahabat bermain kata-kata mengenai cinta.

kita bermain.
lalu terlibat.
akhirnya menyakiti. ada yang tersakiti.
atau kadang kita sama-sama disakiti...
tapi kebanyakan anda yang tersakiti,
dan saya tersangka...
hah, rumit. ini rumit, kawan.

siapa salah? kita salah.
siapa yang harus minta maaf? entah.
maaf tak berlaku bagi kita lagi nampaknya.
janji lah yang masih ampuh untuk kita.
anda yang lebih berani berjanji,
dan saya tidak.

saya cemen. oke, memang benar.
tapi saya mulai saat itu tidak suka lagi dengan janji.
entah kenapa.

janji dan maaf
2 kata yang tabu untuk saya, kawan.
yasudahlah, maaf
oops.
maksud saya : sesal.


untuk seorang teman.
cinta.

Rabu, 16 Juni 2010

mereka menyayangimu...


Untuk kamu, saudariku.
                Pertentangan tengah malam itu, antara kamu versus mama dan papa… dihadapanku. Aku mendengar semuanya, dan aku menangkap semua maksudmu, dan maksud mereka. Tentang keenggananmu untuk mengikuti ujian masuk, keenggananmu tentang pilihan masa depanmu…

Aku sangat tahu, bagaimana perasaanmu. Karena dulu aku juga pernah berada tepat di posisimu. Berada tepat di titik kebimbangan, dam merasa papa-mama hanya menambah kebingunganku tanpa memberikan kejelasan jalan mana yang seharusnya aku pilih. Mama-papa menyuruhku ikut ujian masuk ini dan itu, padahal waktu itu aku sudah mendapat tempat di salah satu universitas swasta, dengan fakultas yang menjadi cita-citaku daridulu. Tapi toh akhirnya mereka menyuruhku ikut SNMPTN, tepat seperti apa yang kamu alami sekarang…. Oke, semalam kamu bilang kondisimu tidak seperti aku, tapi percayalah, aku sangat tahu apa yang kamu rasakan.

                Memang bedanya, waktu itu aku tidak harus bertentang seperti kalian semalam. Karena aku tidak suka seperti itu, walaupun –sekali lagi- aku juga tidak nyaman dengan apa yang diminta mama-papa waktu itu. Dan ya, semuanya hasilnya seperti ini. Walaupun aku tidak masuk di fakultas impianku itu, tapi aku tdak menyesal. SAMA SEKALI TIDAK MENYESAL. Karena aku selalu mengingat-ingat apa yang mama bilang dulu ke aku –dan semalam mama bilang hal yang sama juga ke kamu-, bahwa semua keputusan itu ada di tangan kita, tapi Tuhan akan selalu member hal dan menunjukkan rencana terbaikNya.

                Semalam kamu bilang, “ papa gampang ngomong kaya gitu, tapi papa nggak ngerti perasaanku!” –waktu itu ada mama juga disitu- dan papa diam sementara, aku tahu papa bingung harus menjawab apa, aku tahu ada kekecewaan di jeda yang dia buat…..
Tapi toh seperti yang mama bilang, mama dan papa memikirkan semuanya yang terbak untuk kamu. Sekarang mungkn kamu masih bias memikirkan egomu, mungkin kamu masih berfikir semua ini hanya arogansi papa-mama kepada kamu…. Tapi percayalah, 2 – 3 tahun ke depan, kamu tahu semua perasaan itu tidak ada gunanya….

                Semalam itu, aku sangat tahu bagaimana papa sangat sabar menghadapi kamu… walaupun –aku juga tahu- ada emosi tertahan di dalam dadanya, ada kata yang ingin dia ucapkan tapi dia tahu mungkin akan memperburk suasana egomu… jujur saja, kadang aku sebal melihat papa sesabar itu menghadapi kebandelan kita… tapi begitulah,dari kesabarannya juga seharusnya kita bias mawas diri menghadapi beliau…

                Jika aku boleh menceritakan sesuatu kepadamu… aku akan katakana ini : papa dan mama tidak akan menjerumuskanmu. Mereka juga tidak bermaksud ‘mempermainkan’ perasaanmu tentang pilihan-pilhan apa yang seharusnya kamu buat… mereka hanya ingin membantumu… toh pilihan akhir tetap ada ditanganmu, mereka akan menghormati apapun pilihanmu walaupun itu tidak sejalan dengan apa yang mereka harapkan. Oke, ini bukan sekedar kalimat bijaksana atau apa… aku mengatakan ini karena AKU SUDAH PERNAH MERASAKAN ITU. Aku pernah juga membuat keputusan yang aku ingini sendiri, walaupun aku tahu mereka tidak menyukai itu, dan mereka menghormati keputusanku.

                Aku senang akhirnya tadi pagi kamu mengikuti ujian itu, dan papa yang mengantarkanmu. Lalu papa menunggumu selama kamu ujian, tepat di depan ruanganmu. Berapa jamkah itu? Aku juga tidak begitu paham… tapi yang jelas, papa menunjukkan dukungannya kepadamu. Dukungan yang tidak pernah dia katakan langsung kepadamu, tapi dia tunjukkan lewat apa yang dia lakukan…
                Karena selama yang aku tahu, papa bukan orang yang betah untuk menunggu dan tidak melakukan apa-apa, apalagi selama beberapa jam. Dia membolos setengah hari kerja, untuk menunggui didepan ruang ujianmu… sekarang sudah sedikit pahamkah kamu bahwa dia serius mendukungmu?

                Percayalah, bahwa dia pun tahu apa yang kamu rasakan… bahwa dia tahu seberapa rasa sebalmu dengan keputusan mereka yang berubah-ubah… dan mungkin juga, selain sebagai bentuk dukungan kepadamu, apa yang dilakukan papa tadi itu sebagai tanda penyesalan dia karena sebelumnya telah membuatmu sebal… tak ada yang tau…

Yang harus kamu tahu, ambil pelajaran dari ini semua… semua ini bukan Cuma tentang perasaan dan gegsimu kepada teman-temanmu… ini tentang kepercayaanmu kepada papa-mama… percayailah mereka akan selalu membimbingmu ke jalan yang terbaik, walaupun dengan cara yang mungkin tidak kamu suka… tapi percayalah, ini semua pembelajaran…

Kamis, 10 Juni 2010

rafting bersama sampah

Hei apa kabar? How’s life? Definitely great… and confusing, yes? Haha.

Kali ini saya berfikir tentang alam lingkungan kita… wow.

Minggu lalu saya rafting bersama teman-teman di sungai Elo, Magelang. Sudah ada bayangan kan seperti apa rafting? Yup. Seperti itu. Bukan Cuma mengarungi jeram-jeram, tapi di rafting kali ini saya ( baca : kami ) ‘ditumpahkan’ dari perahu. Yup. Sengaja ditumpahkan. Saya benar-benar tidak ada bayangan sama sekali adegan seperti itu, karena pada rafting saya pertama kali dulu kami tidak sampai ‘nyemplung’ seluruh badan ke sungai. Dan well, bisa bayangkan sendiri.


 bukan ini bukan yang kemarin, ini yang dulu. yang kemaren belum dapet fotonya :)



Honestly, saya tidak bisa berenang… oke saya terselamatkan oleh pelampung… tapi tetap saja saya minum air… air sungai yang berwarna coklat itu. Ohh yaiiks… kalau sekarang saya harus bayangkan, sya tidak percaya, saya telah-dengan-tidak-sengaja meminum air itu… bagaimana rasanya? Mantap!


Apalagi sepanjang pengarungan sebelum ditumpahkan ke sungai, banyak pemandangan di sekitar sungai yang tertangkap mata telanjang kami : orang mandi, tempat MCK tepat ditepi sungai, dan of course sampah-sampah! Saya benar-benar tidak menyangka akhirnya saya berenang bersama-sama dengan itu semua di sungai.


Oke well, saya sangat menyayangkan hal itu. Kapan sungai-sungai di Indonesia akan bersih seperti sungai Rheine atau sungai Thames? Susah memang mengubah kebiasaan hidup… seperti sudah membudaya, orang-orang mandi di sungai, buang hajat, buang air, buang sampah… hhm…
Dan pada suatu kuliah yang mmebahas tentang itu semua, akirnya terjadi diskusi panjang dan diambil kesimpulan sementara, kunci utamanya adalah kesadaran pribadi.


Tapi bagaimana suatu kesadaran pribadi bisa mengubah semuanya? Iya kalau setiap orang memiliki kesadaran pribadi yang sama, kalo tidak? Kalo anda berfikir, membuang sampah itu tidak baik bagi anda dan bagi sesama… itu kesadaran pribadi anda. Tapi apa jadinya kalau saya malah berfikir : saya buang sampah disungai tidak apalah, toh hanya sedikit… lagian soalnya kalau ikut iuran kebersihan mahal.
Ya, jatuhnya emang kesenangan pribadi… tipe orang yang berbeda. Memikirkan orang lain dan memikirkan kesenangan dirinya sendiri… jadi memang sebenarnya yangharus ditekankan adalah kesadaran kolektif… kesadaran bersama… ditetapkan apa yang harusnya menjadi misi, dan dijalankan bersama. Kalau perlu, bikin peraturan yang mengikat… peraturan bersama, kesepakatan… bukan peraturan hokum, karena sama aja hokum tidak terlalu ‘masuk’ didalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat tradisional… coba kalo sangsi. Sangsinya, yang membuang sampah di sungai, didenda… sepertinya orang-orang lebih mematuhi kesepakatan bersama daripada hokum yang berbelit… yah sepertinya begitu…


Memang susah membangun kesadaran kolektif ini… terutama bagi masyarakat kita…. Harus seperti apa? Well. Itu yang saya masih pikirkan… dan sepertinya jauh dari jangkauan. Yang saya tahu adalah saya tidak mau maen arung jeram lagi…
Tidak, terima kasih.

Minggu, 16 Mei 2010

belajar bermain api

Seperti apa saya belajar? Saat ini saya tengah belajar.
Saya adalah ‘murid’ dari kesalahan, saya mengambil pelajaran dari setiap apa yang menjadi kesalahan saya… dan disinilah saya, saat ini, tepat saat ini, saya sedang ‘belajar’… saya melakukan kesalahan besar, dan saya bermain api… saya pelaku eksperimen yang jahat dan membahayakan… bahkan sekarang –pada titik akhir- saya tidak tahu harus seperti apa menyudahi perjalanan pembelajaran saya di bab ini…

Saya analogikan seperti ini,

Saya adalah seorang anak kecil yang sama sekali belum p[ernah melihat langsung wujud api.
Pada suatu saat, teman sepermainan saya membawa korek api gas milik ayahnya, dan dia menunjukkannya kepada saya, teman saya juga belum pernah melihat api secara langsung selama hidupnya, maka kami berdua sama-sama penasaran dan ingin tahu bagaimana wujud api yang selalu ayah dan ibu kami nasehatkan kepada kami untuk sama sekali tidak bermain-main dengan api.


Kami tidak tahu bagaimana menghidupkan korek api itu, maka kami lempar-lemparkan ke tanah –dan sama sekali kami tidak tahu bahwa korek api itu bisa meledak jika dibanting—tidak menyala. Lalu kami meniup-niupnya, tidak menyala. Lalu dengan seksama, mata kami menyapu ke seluruh badan korek itu, dan ada tombol kecil disana… lalu saya tekan, dan burrrsst… menyala!


Hampir saja api itu mengenai mata saya. Tapi teman saya tidak seberuntung saya, jarinya tersambar api dan melukainya… saya yang melakukan, dan dia yang terluka! ya, dan akhirnya kami tahu bagaimana rupa api, bagaimana api ternyata bisa melukai dia, dan bagaimana kami akhirnya tersadar mengapa orang tua kami selalu dan selalu menasehati hal yang sama tentang bermain api…


Dan ya, memang lalu kami takut untuk bermain api lagi, hanya sekedar tahu bagaimana wujudnya, lalu rasa penasaran kami hilang setelah tahu dan terkena akibatnya. Ternyata api bukan untuk kami anak-anak kecil yang masih ceroboh dan selalu ingin tahu… ternyata memang kami harus menjauhi api.


Baguslah, sekarang kami akhirnya tahu. Walaupun masih tersisa luka bakar di jari teman saya itu, dan saya yakin pasti akan selalu ada bekas luka itu disana, tapi yang penting kami akhirnya tahu… kami akhirnya belajar. Suatu pembelajaran yang menyisakan bekas luka sampai nanti…


Lalu setelah kejadian itu, korek api itu masih saja ada disekitar area bermain kami, seperti selalu ‘mengajak bermain’ : dengan sedikit membakar-bakar kertas, atau hanya sekedar menyalakannya.


Tapi kami sama sekali enggan menyentuh lagi. Karena luka jari teman saya belum sembuh. Karena api bukan hal yang bagus untuk kami ajak bermain….


Haruskah membuat luka di jari yang tidak dapat hilang, hanya untuk mengetahui bahwa api itu ‘tidak baik’ untuk kami?

Jumat, 19 Maret 2010

labelling


Like father – like son
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.


Jujur, saya tidak tahu banyak soal gen bawaan, gen yang menurun, atau apalah itu… so then saya tidak akan berbicara tentang itu dan semacamnya.

Banyak orang bilang, “ pantas dia pintar, bapak ( atau ibunya ) juga pintar sih… “ atau,
“ wah, dia santun ya kaya ayahnya. “ atau celetukan apalah yang semacam itu…
Oke, ungkapan-ungkapan itu masih sangat bisa diterima. Yaa... dengan alasan apapun : gen-lah, didikan lah, bla bla bla. Lagian siapapun yang dibilang seperti itu, normalnya bangga kan? Bangga menjadi orang yang pintar, atau bangga menjadi orang yang santun, atau bangga memiliki ayah/ibu yang pintar atau santun... kan?

Tapi banyak juga pola pikir orang-orang yang kaya gini, ” ih... jangan dekat-dekat dia, ayahnya seorang pencuri! Siapa tau dia juga pencuri! ” atau,
” jangan sampe anak gadisku dekat-dekat dengan pemuda itu, ibunya kan suka selingkuh! Jangan-jangan nanti kalo anakku sama dia, sering ditinggal selingkuh juga! ”
Well, siapa yang mau dibilang seperti itu??

Saat kita ’diputuskan’ untuk hidup di dunia, kita ngga bisa milih tanggal berapa kita lahir, atau milih dilahirkan di keluarga miskin atau kaya, dan juga kita ngga bisa milih ke orang tua yang seperti apa... apakah mereka pencuri, pembohong, bodoh, dsb.... atau mereka yang pintar, santun, terhormat. Dsb. Ya, ya... kalaupun bisa milih pun kita akan memilih semaksimal mungkin... tapi, in fact, memang pilihan itu ngga pernah tersedia di depan kita....

Nah, kasian banget kita yang lahir ke orang tua yang ( kebetulan ) pembunuh, tukang selingkuh, pencuri, bla bla bla... kan? Kita lahir dengan label ’ anak (sebut saja ) pencuri ’... tanpa kita bisa menawarnya. Kita menjadi korban dari ’keputusan’ yang kita tidak pernah bisa ikut campur dalam pengambilan pilihannya.

Kenapa kita harus selalu menjadi proyeksi seperti apa orang tua kita berdiri? 
Selalu ikut terlabeli pada hal-hal yang tidak seharusnya kita mendapatkannya?
Label-label itu, menyempitkan ruang eksistensi dan ruang kehendak kita sebagai mahluk bebas... kita jadi susah buat menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya.

Yah, ngga akan pernah ada ujungnya jika selalu mempertanyakan rasa ’ketidak adilan karena tidak bisa memilih’ itu. Yang ada sekarang, adalah yang nyata. oke, jika ternyata kita ada di pihak yang ’unlucky’ itu, ngga ada gunanya meratapi... well, mungkin kita si ’unlucky’ tidak merasa orang tua kita membanggakan, tapi jadikan mereka ’guru’. Tanpa kata-kata, ambil pelajaran.

Labelling. Mungkin ngga semua dari kita merasakan,
Tapi itulah yang ada didalam kenyataan.

Sabtu, 06 Maret 2010

psst! don't wanna know





don't wanna know.

































i'm, little admirer.





mencintai menunjukkan eksistensi, mengobyeksi orang lain.
dicintai, memposisikan kita menjadi obyek orang lain :
menghilangkan eksistensi diri.



lebih baik saya tidak mengatakan apa-apa.
lebih baik hanya merasakan...


..