jogja... dari kecil saya sangat suka dengan suasana jogja...
waktu kecil ada suatu rasa nyaman seperti di rumah jika pergi ke jogja, dan membuat saya selalu ingin kembali...
membuat saya selalu merengek ke papa mama untuk selalu pergi ke jogja...
mungkin itu yang disebut " chemistry ", haha... saya jatuh cinta.
dan ya, akhirnya saya sekarang secara 'tidak resmi' tinggal di jogja, menjadi pelajar disana... dan memiliki rumah... yaya, inilah akhirnya saya merasakan rasa "rumah" yang sebenarnya di jogja. takdir tak kemana... :)
saya jatuh cinta dengan keramahan orang-orang jogja... orang jogja, masih dan akan tetap selalu mencintai budayanya. yaa begitulah pemikiran saya. senyum sapa mereka kepada orang, keramahan, dan rasa yang begitu terbuka... hhm... seperti keluarga.
suatu saat, dan berkali-kali saat, saya mendengar seorang teman berkata, " orang jogja sudah tidak lagi mengagungkan rajanya sendiri... " haha... saya sedikit merasa geli mendengarnya...
well, orang jogja yang mana maksudnya?
di jogja ini terlalu banyak pendatang : pelajar, mahasiswa, para pekerja, dsb... dan yaya, lalu mereka disebut 'orang jogja' juga... tentupun kalau terkesan banyak orang jogja yang sudah tidak 'mengagungkan' rajanya sendiri (maksudnya disini mungkin, sudah tidak menjunjung kebudayaan mereka), mungkin 'orang jogja' jadi-jadian ini... haha. yaya... aneh terdengarnya memang : orang jogja jadi-jadian.
ambillanh saja contoh, saya mengontrak sebuah rumah, dan lalu rumah itu bocor disana-sini, temboknya mau runtuh, dsb... apa peduli saya? saya tidak akan merawat rumah saya itu sedemikian sayang seperti saya merawat rumah saya sendiri kan, toh nanti sebentar lagi saya juga peri dari rumah itu... kan?
tapi orang yang melihat rumah kontrakan saya yang mengerikan itu pasti akan berfikir, bahwa saya sebagai penghuninya sangat tidak punya rasa sayang tehadap rumah sendiri... walalupun hei. itu bukan rumah saya!
sama juga dengan orang jogja asli dan orang jogja jadi-jadian...
sekarang sangat banyak, dan jumlahnya tidak muat dalam kuota maksimum jika dihitung, seberapa banyak orang-orang pendatang yang tidak memiliki sense of belonging.
peduli setan, dengan apa yang menjadi budaya di jogja, yang kami tahu ( ya, kami! karena saya juga 'pendatang' di jogja... ) saya datang, saya tinggal, saya belajar, saya lulus, dan saya pergi... --oops, setelah itu mungkin coba-coba peruntungan cari kerja di jogja, itupun jika masih betah tinggal di jogja lebih lama --
orang-orang asli jogja, masih sangat mencintai Raja... hmm... ya masih sangat terlihat itu. kenapa banyak orang masih mau mengabdikan diri tanpa dibayar (atau dengan bayaran sedikit ) menjadi abdi dalem di kraton ( walaupun dia juga punya pekerjaan sampingan lain) ? dan segala sesuatu yang muncul dari keraton pastilah dianggap itu bertuah dan berkasiat, apapun itu... juga saat terjadi gempa jogja 2006 lalu, muncul isu akan terjadi tsunami. mendengar itu Sultan bertitah agar warganya tenang dan tidak khawatir... dan memang begitulah, lalu semua rakyatnya tenang... sebegitu percayanya rakyat kepada Sultan nya. bagaimana jika itu terjadi di tempat lain? rakyat akan beramai-ramai mendemo pemerintah jika pemerintah menyuruh warganya tenang, kan?
yaa... tapi wajar dan maklum jika banyak orang yang melihat sebelah mata kepada jogja seperti itu.
memang yang 'lebih eksis' dan 'lebih menggema' adalah ulah-ulah para rakyat jogja jadi-jadian tadi... baik itu baik dan buruk... tapi jika mendengar sudah banyak penilaian seperti itu, berarti lebih banyak ulah-ulah buruknya, haha...
apapun itu, saya juga pendatang lho... tapi saya tidak mau mengklaim diri saya sebagai orang jogja :)
saya pengagum jogja... pengagum masyarakat dan budayanya...
karena itu saya jatuh cinta pada jogja! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar