Sabtu, 31 Juli 2010

terlupakankah mereka?

mungkin kebanyakan dari kita sekarang merasa semuanyaaa gak ada yang memuaskan dari pemerintahan negara kita. kita merasa semuanya tidak 'sreg', atau apalah... yang kemudian menyalahkan pihak2 tertentu...
yang kemudian, kita sendiri, sebagai sat bangsa malah saling jotos-jotosan... ngata-ngatain yang aneh-aneh...
pada ga ngerasain dulu gimana susahnya memerdekakan diri, dan sesama bangsa, dari penjajah? yang ada sekarang cuma nuntut ini itu...
hhm... apa itu yang dibutuhkan bagi suatu bangsa untuk maju? selalu menghadap ke depan, menulikan dan membutakan diri akan sejarahnya?

saya, dengan tidak sengaja membuka salah satu foto di album facebook milik saudara saya... ini gambarnya :
                                                            ya.. gambar seorang veteran...

lalu kemudian saya browsing di google, dan muncul banyak sekali cerita tentang nasib para veteran Indonesia, dan hampir semuanya... miris. kebanyakan mereka menjadi tukang becak, kuli bangunan, penyapu jalanan, dll. walaupun mereka mendapatkan gaji pensiunan, tapi tetap saja yang diterimanya masih di bawah standar biaya hidup. jadi begitulah mereka, melakukan pekerjaan lainnya.

pada waktu muda, mereka gak punya waktu buat belajar bisnis, atau buka warung, atau buka usaha lainnya, karena 'sibuk' memperjuangkan negara kita... jadi bukan suatu 'kebodohan' atau 'kesalahan' mereka jika kemudian pada hari tua, mereka menjalani pekerjaan-pekerjaan seperti itu. bukab! bukan karena mereka malas! itu semua malah wujud dari kegigihan mereka untuk bekerja, dengan bekerja apapun itu.




jujur saja, saya pribadi, sebenarnya sangat tertarik dengan masalah ini... mereka sering dilupakan. bahkan (mari, tidak membudayakan menyalahkan pemerintah saja) KITA SEMUA (dan disini maksudnya, termasuk pemerintah juga) melupakan mereka. kita sama sekali tidak peduli.... apa kabar mereka? apa kabar budaya kita yang (katanya) menghargai jasa para pahlawannya? kitakah bangsa yang besar?

yaa... mereka semua, dengan bangga, masih menyandang 'gelar' itu... mereka masih mau bekerja apapun untuk menyambung hidup, bahkan dengan 'sisa-sisa' kejayaan mereka dulu : tangan dan kaki yang tidak lengkap, mata yang harus dikorbankan, hela-hela nafas yang tersisa dari lelahnya perjuangan mereka dulu...
semuanya masih 'tersisa' untuk mereka mengayuh becaknya, mengayak pasir bangunan, atau melambaikan sapu di jalanan...




didalam diri mereka itulah tertanam semangat "MERDEKA" yang sesungguhnya. tidak malukah kita?
berkoar-koar menuntut keadilan bagi diri sendiri (yang padahal belum tentu kita memberikan kontribusi besar bagi negara kita), dan melupakan mereka yang dengan berani sekalipun menghantar nyawa, hanya untuk memperebutkan kemerdekaan bagi kita?

hormati mereka... sejarah lah yang membangun kita.

Jumat, 23 Juli 2010

i feel better! yaay!

hi, how was your day?

my day is better, I hope your days are also er ...

yesterday I felt bad and was always crying, especially in my bedroom, alone. but after that it was a relief, and re-excited, like getting a new soul. haha ... although then finally cried, over and over again ...
well even then, it's very comforting to cry. sounds mushy huh? but I'm very honest! try it yourself, hehe ...

oh, first I want to say happy birthday to my dad ...
happy birthday papa! you look so young (with that wig) ! LOL

he was 48 years old, on July 20 ... and we had a private party along with several colleagues ... sing, dance, so much foods, and all of them ... it feels good, especially Raditya join us. truly a great day. once again, happy birthday, papa ... I am very proud of you.

hhm ... in fact, my greatest healer is Raditya Endro ...
I was very lucky, he was here. with all the words of encouragement, with a gentle pat, which means, "calm, you are great people." to wipe my tears, and with the comforting arms ... all very helpful.

whether he or I who look so pampered?

he who trusted me, like no other people do. he who understand me, with all my mistakes and his sense of forgiveness is so great ... he always gives me the opportunity for learning and changing, always helps me whatever it takes.

happy family! LOL

he is the only person who saw me cry, and let me relieve myself with my tears, then hugged me after I finished. I scold him, under my outburst emotion, and he just listened and then grasped my hand, saying: "you should be able to skip all this, I regret to see you like this."

he always mocked my tiny fingers! ah!


hhm ... what else can I write about him ... * I'm confused
Essentially I know that at least there's someone who understands me.
and I am sorry for all the mistakes I've ever done to him, which made him upset ... I am not going to find another Raditya, inside Tom Cruise though, haha ...

is he look too serious? 

I hope you find 'Raditya' for each of you, hehe ... I know, sounds really stupid, but ... so yah ...
pray the best for us ... :)
good luck to you all.
kiss.

Jumat, 16 Juli 2010

mazel tov!


Kadang saya merasa, saya lebih ingin menjadi anak tunggal dan sendiri. Agar saya tidak pernah merasa bahwa saya tidak berguna… agar saya tidak harus diam-diam menangis di kamar saat saya tersadar bahwa saya ternyata tidak-lebih-berguna-dari-kalian.

Mendengar kedua orang tua saya membangga-banggakan kalian, dan bukannya saya… menyadari bahwa saya tidak pernah memberikan kontribusi sebesar itu kepada orang tua saya : sampai orang tua saya menangis. Haha… aneh memang… lalu sekarang, saya belingsatan seperti setan, mencari jalan dengan cara apa saya bisa –paling tidak- sedikit membanggakan mereka… paling tidak, mereka pun juga menceritakan saya di depan teman-teman mereka… 

Karena saya tidak pernah berhak mendapat cium itu : cium yang diiringi tangis kebahagiaan. Apa yang sudah saya lakukan? Nothing. Karena saya tidak pernah membuat ayah saya bersorak gembira –benar-benar sorak yang pertama kali saya dengar dari dia- karena saya masuk ke fakultas yang mereka impikan… saya tidak pernah lakukan itu. Dan karena saya seperti benar-benar sampah saat mereka menceritakan kalian dengan terus menerus dan tiada henti didepan teman-teman mereka, dan bahkan saat sayapun disana… saya tahu saya dicibir. Ya, lalu saya bisa apa. Tertawa. Haha… bersikap bahwa saya baik-baik saja.

Yah… akan selalu seperti ini sepertinya. Tapi saya pun bangga pada kalian, saya senang dengan apa yang telah kalian lakukan, membuat orang tua kita sangat gembira dan bangga : karena itu satu-satunya hal yang tidak pernah bisa saya lakukan.

Terima kasih… terima kasih telah menjadi saudara-saudara saya… terima kasih telah membuat mereka bangga… terima kasih. Saya gembira untuk kalian… doakan saya, suat saat nanti sayapun bisa lakukan apa yang kalian lakukan, semoga.

Mazel tov! 

Kamis, 08 Juli 2010

Quotation

" ....Saya seringkali berharap bahwa saya memiliki mesin foto dan dapat mengambil gambar rakyat kami—sebagaimana hanya saya yang dapat melakukannya, dan bukan Eropa. Ada begitu banyak hal yang ingin saya jadikan kata-kata dan gambar-gambar, agar orang Eropa dapat memperoleh gambaran murni tentang kami orang-orang Jawa...”

-- R.A. Kartini 1900 --

Jogja! Aku...

jogja... dari kecil saya sangat suka dengan suasana jogja...


waktu kecil ada suatu rasa nyaman seperti di rumah jika pergi ke jogja, dan membuat saya selalu ingin kembali...
membuat saya selalu merengek ke papa mama untuk selalu pergi ke jogja...
mungkin itu yang disebut " chemistry ", haha... saya jatuh cinta.

dan ya, akhirnya saya sekarang secara 'tidak resmi' tinggal di jogja, menjadi pelajar disana... dan memiliki rumah... yaya, inilah akhirnya saya merasakan rasa "rumah" yang sebenarnya di jogja. takdir tak kemana... :)


saya jatuh cinta dengan keramahan orang-orang jogja... orang jogja, masih dan akan tetap selalu mencintai budayanya. yaa begitulah pemikiran saya. senyum sapa mereka kepada orang, keramahan, dan rasa yang begitu terbuka... hhm... seperti keluarga.

suatu saat, dan berkali-kali saat, saya mendengar seorang teman berkata, " orang jogja sudah tidak lagi mengagungkan rajanya sendiri... " haha... saya sedikit merasa geli mendengarnya...
well, orang jogja yang mana maksudnya?


di jogja ini terlalu banyak pendatang : pelajar, mahasiswa, para pekerja, dsb... dan yaya, lalu mereka disebut 'orang jogja' juga... tentupun kalau terkesan banyak orang jogja yang sudah tidak 'mengagungkan' rajanya sendiri (maksudnya disini mungkin, sudah tidak menjunjung kebudayaan mereka), mungkin 'orang jogja' jadi-jadian ini... haha. yaya... aneh terdengarnya memang : orang jogja jadi-jadian.

ambillanh saja contoh, saya mengontrak sebuah rumah, dan lalu rumah itu bocor disana-sini, temboknya mau runtuh, dsb... apa peduli saya? saya tidak akan merawat rumah saya itu sedemikian sayang seperti saya merawat rumah saya sendiri kan, toh nanti sebentar lagi saya juga peri dari rumah itu... kan?
tapi orang yang melihat rumah kontrakan saya yang mengerikan itu pasti akan berfikir, bahwa saya sebagai penghuninya sangat tidak punya rasa sayang tehadap rumah sendiri... walalupun hei. itu bukan rumah saya!


sama juga dengan orang jogja asli dan orang jogja jadi-jadian...
sekarang sangat banyak, dan jumlahnya tidak muat dalam kuota maksimum jika dihitung, seberapa banyak orang-orang pendatang yang tidak memiliki sense of belonging.
peduli setan, dengan apa yang menjadi budaya di jogja, yang kami tahu ( ya, kami! karena saya juga 'pendatang' di jogja... ) saya datang, saya tinggal, saya belajar, saya lulus, dan saya pergi... --oops, setelah itu mungkin coba-coba peruntungan cari kerja di jogja, itupun jika masih betah tinggal di jogja lebih lama --

orang-orang asli jogja, masih sangat mencintai Raja... hmm... ya masih sangat terlihat itu. kenapa banyak orang masih mau mengabdikan diri tanpa dibayar (atau dengan bayaran sedikit ) menjadi abdi dalem di kraton ( walaupun dia juga punya pekerjaan sampingan lain) ? dan segala sesuatu yang muncul dari keraton pastilah dianggap itu bertuah dan berkasiat, apapun itu... juga saat terjadi gempa jogja 2006 lalu, muncul isu akan terjadi tsunami. mendengar itu Sultan bertitah agar warganya tenang dan tidak khawatir... dan memang begitulah, lalu semua rakyatnya tenang... sebegitu percayanya rakyat kepada Sultan nya. bagaimana jika itu terjadi di tempat lain? rakyat akan beramai-ramai mendemo pemerintah jika pemerintah menyuruh warganya tenang, kan?

yaa... tapi wajar dan maklum jika banyak orang yang melihat sebelah mata kepada jogja seperti itu.
memang yang 'lebih eksis' dan 'lebih menggema' adalah ulah-ulah para rakyat jogja jadi-jadian tadi... baik itu baik dan buruk... tapi jika mendengar sudah banyak penilaian seperti itu, berarti lebih banyak ulah-ulah buruknya, haha...


apapun itu, saya juga pendatang lho... tapi saya tidak mau mengklaim diri saya sebagai orang jogja :)
saya pengagum jogja... pengagum masyarakat dan budayanya...
karena itu saya jatuh cinta pada jogja! :)