Kadang saya merasa, saya lebih ingin menjadi anak tunggal dan sendiri. Agar saya tidak pernah merasa bahwa saya tidak berguna… agar saya tidak harus diam-diam menangis di kamar saat saya tersadar bahwa saya ternyata tidak-lebih-berguna-dari-kalian.
Mendengar kedua orang tua saya membangga-banggakan kalian, dan bukannya saya… menyadari bahwa saya tidak pernah memberikan kontribusi sebesar itu kepada orang tua saya : sampai orang tua saya menangis. Haha… aneh memang… lalu sekarang, saya belingsatan seperti setan, mencari jalan dengan cara apa saya bisa –paling tidak- sedikit membanggakan mereka… paling tidak, mereka pun juga menceritakan saya di depan teman-teman mereka…
Karena saya tidak pernah berhak mendapat cium itu : cium yang diiringi tangis kebahagiaan. Apa yang sudah saya lakukan? Nothing. Karena saya tidak pernah membuat ayah saya bersorak gembira –benar-benar sorak yang pertama kali saya dengar dari dia- karena saya masuk ke fakultas yang mereka impikan… saya tidak pernah lakukan itu. Dan karena saya seperti benar-benar sampah saat mereka menceritakan kalian dengan terus menerus dan tiada henti didepan teman-teman mereka, dan bahkan saat sayapun disana… saya tahu saya dicibir. Ya, lalu saya bisa apa. Tertawa. Haha… bersikap bahwa saya baik-baik saja.
Yah… akan selalu seperti ini sepertinya. Tapi saya pun bangga pada kalian, saya senang dengan apa yang telah kalian lakukan, membuat orang tua kita sangat gembira dan bangga : karena itu satu-satunya hal yang tidak pernah bisa saya lakukan.
Terima kasih… terima kasih telah menjadi saudara-saudara saya… terima kasih telah membuat mereka bangga… terima kasih. Saya gembira untuk kalian… doakan saya, suat saat nanti sayapun bisa lakukan apa yang kalian lakukan, semoga.
Mazel tov!
Yo?
BalasHapusBaik-baik aja kan, Sayang? Aku ngerti kok perasaan kamu. Aku juga punya adik-adik yang JAUH lebih membanggakan dari akunya sendiri. Cuma, kami pernah curhat bersama... dan dari situ keluar kalimat-kalimat yang enggak pernah aku kira sebelumnya.
Adikku kasih tahu bagaimana irinya dia sama aku, sebaliknya dan akhirnya kami tertawa bersama-sama...
Dalam keluarga Simamora (semoga Prabowo juga begitu...), kami ini tim yang punya porsi masing-masing. Ada yang membanggakan orangtua kami dari segi akademis, ada yang membanggakan orangtua dari segi non-akademis, dan lain-lainnya...
Bagi orangtua kami, kami semua anak-anaknya membanggakan...
Hm, jadi inget waktu diterima di ugm dulu, orangtua senangnya bukan kepalang. sampe-sampe orangtua ngomong ke adik-adikku biar bisa ikutan nyontoh kakaknya... dan kamu tahu? adik-adikku jauhhhhh lebih berprestasi dariku... :')
Jadi, Yo... yang aku pengin bilang disini... kamu jangan merasa down/rendah diri, etc... justru kamu itu tolok ukur mereka (adik-adkimu). ayolah, tersenyum... hehehe...
semangat ya, sayang...
God bless...