Rabu, 16 Juni 2010

mereka menyayangimu...


Untuk kamu, saudariku.
                Pertentangan tengah malam itu, antara kamu versus mama dan papa… dihadapanku. Aku mendengar semuanya, dan aku menangkap semua maksudmu, dan maksud mereka. Tentang keenggananmu untuk mengikuti ujian masuk, keenggananmu tentang pilihan masa depanmu…

Aku sangat tahu, bagaimana perasaanmu. Karena dulu aku juga pernah berada tepat di posisimu. Berada tepat di titik kebimbangan, dam merasa papa-mama hanya menambah kebingunganku tanpa memberikan kejelasan jalan mana yang seharusnya aku pilih. Mama-papa menyuruhku ikut ujian masuk ini dan itu, padahal waktu itu aku sudah mendapat tempat di salah satu universitas swasta, dengan fakultas yang menjadi cita-citaku daridulu. Tapi toh akhirnya mereka menyuruhku ikut SNMPTN, tepat seperti apa yang kamu alami sekarang…. Oke, semalam kamu bilang kondisimu tidak seperti aku, tapi percayalah, aku sangat tahu apa yang kamu rasakan.

                Memang bedanya, waktu itu aku tidak harus bertentang seperti kalian semalam. Karena aku tidak suka seperti itu, walaupun –sekali lagi- aku juga tidak nyaman dengan apa yang diminta mama-papa waktu itu. Dan ya, semuanya hasilnya seperti ini. Walaupun aku tidak masuk di fakultas impianku itu, tapi aku tdak menyesal. SAMA SEKALI TIDAK MENYESAL. Karena aku selalu mengingat-ingat apa yang mama bilang dulu ke aku –dan semalam mama bilang hal yang sama juga ke kamu-, bahwa semua keputusan itu ada di tangan kita, tapi Tuhan akan selalu member hal dan menunjukkan rencana terbaikNya.

                Semalam kamu bilang, “ papa gampang ngomong kaya gitu, tapi papa nggak ngerti perasaanku!” –waktu itu ada mama juga disitu- dan papa diam sementara, aku tahu papa bingung harus menjawab apa, aku tahu ada kekecewaan di jeda yang dia buat…..
Tapi toh seperti yang mama bilang, mama dan papa memikirkan semuanya yang terbak untuk kamu. Sekarang mungkn kamu masih bias memikirkan egomu, mungkin kamu masih berfikir semua ini hanya arogansi papa-mama kepada kamu…. Tapi percayalah, 2 – 3 tahun ke depan, kamu tahu semua perasaan itu tidak ada gunanya….

                Semalam itu, aku sangat tahu bagaimana papa sangat sabar menghadapi kamu… walaupun –aku juga tahu- ada emosi tertahan di dalam dadanya, ada kata yang ingin dia ucapkan tapi dia tahu mungkin akan memperburk suasana egomu… jujur saja, kadang aku sebal melihat papa sesabar itu menghadapi kebandelan kita… tapi begitulah,dari kesabarannya juga seharusnya kita bias mawas diri menghadapi beliau…

                Jika aku boleh menceritakan sesuatu kepadamu… aku akan katakana ini : papa dan mama tidak akan menjerumuskanmu. Mereka juga tidak bermaksud ‘mempermainkan’ perasaanmu tentang pilihan-pilhan apa yang seharusnya kamu buat… mereka hanya ingin membantumu… toh pilihan akhir tetap ada ditanganmu, mereka akan menghormati apapun pilihanmu walaupun itu tidak sejalan dengan apa yang mereka harapkan. Oke, ini bukan sekedar kalimat bijaksana atau apa… aku mengatakan ini karena AKU SUDAH PERNAH MERASAKAN ITU. Aku pernah juga membuat keputusan yang aku ingini sendiri, walaupun aku tahu mereka tidak menyukai itu, dan mereka menghormati keputusanku.

                Aku senang akhirnya tadi pagi kamu mengikuti ujian itu, dan papa yang mengantarkanmu. Lalu papa menunggumu selama kamu ujian, tepat di depan ruanganmu. Berapa jamkah itu? Aku juga tidak begitu paham… tapi yang jelas, papa menunjukkan dukungannya kepadamu. Dukungan yang tidak pernah dia katakan langsung kepadamu, tapi dia tunjukkan lewat apa yang dia lakukan…
                Karena selama yang aku tahu, papa bukan orang yang betah untuk menunggu dan tidak melakukan apa-apa, apalagi selama beberapa jam. Dia membolos setengah hari kerja, untuk menunggui didepan ruang ujianmu… sekarang sudah sedikit pahamkah kamu bahwa dia serius mendukungmu?

                Percayalah, bahwa dia pun tahu apa yang kamu rasakan… bahwa dia tahu seberapa rasa sebalmu dengan keputusan mereka yang berubah-ubah… dan mungkin juga, selain sebagai bentuk dukungan kepadamu, apa yang dilakukan papa tadi itu sebagai tanda penyesalan dia karena sebelumnya telah membuatmu sebal… tak ada yang tau…

Yang harus kamu tahu, ambil pelajaran dari ini semua… semua ini bukan Cuma tentang perasaan dan gegsimu kepada teman-temanmu… ini tentang kepercayaanmu kepada papa-mama… percayailah mereka akan selalu membimbingmu ke jalan yang terbaik, walaupun dengan cara yang mungkin tidak kamu suka… tapi percayalah, ini semua pembelajaran…

1 komentar:

  1. sama kaya posisi saya sekarang . . 1 hal yg bisa membuat kita menerima keadaan adalah melihat kebawah, masih banyak orang dibawah kita yg berharap lebih dari sesuatu yg kita tolak, bahkan mgkin tidak kita anggap berharga , tidak lebih dari sekedar gengsi . . just follow the GOOD way from GOD

    BalasHapus