Rabu, 25 November 2009

mengantri dalam pergulatan emosi

berapa kali saya selalu merasa benci mengantri.
terakhir mengantri adalah beberapa hari yang lalu saat saya dan adik saya, Valentina Lakhsmi, mengantri tiket nonton.
ahh, damn. rasanya... bosan.
seperti tidak ada sesuatu yang lain yang bisa saya lakukan, selain berdiri, menunggu giliran.
rasanya seperti, ehmm, kalo teman2 bilang... nyampah.
membosankan.
tapi, kalo kita udah mendapatkan sesuatu yang sudah kita "antrikan" sekian lama, rasanya... lega! bangga! tidak tahu disisi mana yang membuat saya bangga.
tapi serius... itu membanggakan. keluar antrian dengan mengibaskan tiket hasil perjuangan mengantri sekian lama! wow. oh yea!

saya jadi ingat lagi, beberapa tahun yang lalu saya juga pernah mengantri.
mengantri demi sekotak... nasi.
yea, i mean it, NASI!
waktu itu, saya dan papa mengikuti suatu tour motor.
diakhir acara, peserta mendapatkan tiket untuk ditukarkan nasi kotak.
waktu itu papa menyuruh saya menukarkannya. waw. what the damn!
banyak orang berdesakan, saling berebut sekotak nasi. dan bagian terparahnya adalah, saya ada diantara mereka!
bau badan, bau kaki, bau nafas... benar2 bau berada diantara orang2 itu. menyebalkan.
waktu itu saya berfikir, " untuk apa papa menyuruh saya melakukan ini, menukarkan tiket demi sekotak nasi?? padahal papa bisa membelinya 100 kali lipat!! tanpa harus melakukan seperti ini. "
saya mengumpat. terus mengumpat. benar2 mengantri yang penuh umpatan.
dan beberapa lama setelah terjebak dalam bau2an itu, akirnya saya 'memenangkan' sebuah kotak nasi. apa yang saya rasakan? LEGA! o yea, saya menang!!
setelah kembali ke papa, dan menyodorkan kotak itu ke papa, papa menyuruh saya memberikan kotak itu ke seorang kakek2 peminta-minta yang duduk tidak jauh dari papa berdiri.
oh gosh?!
saya sedikit merasa... aakhht. kesal, menyesal, ikhlas, iba, bangga, lega... semuanya.
saya melakukan apa yang papa suruh. dan kakek2 itu berterima kasih, sampai membungkuk2, lalu memakannya... dengan lahap.
dan apa yang saya rasakan? tidak tahu. no comment.
but one thing i know for sure, that my tears fall down.
saya merasakan, kemenangan. kelegaan. kebanggan. yang luar biasa...

ah, mengantri.
entah... saya harus benci mengantri, atau senang mengantri.
sama-sama mempermainkan emosi saya.
...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar