beberapa hari lalu banyak yang bertanya pada saya : udah married ya? kok ga undang-undang sih...
dan saya jawab : ( oh my gosh?? ) amien deh.
mereka pikir gampang aja gitu memutuskan buat nikah.
yaa semua ( kebanyakan, maksud saya ) orang pengen lah nikah... pengen hidup ama seseorang yang mereka cintai. punya anak, dan membangun 'dinasti' baru. wow. huge project. i mean it.
tapi ga modal kan kalo cuma cinta?
well, cinta. terlalu banyak jenis cinta, yang kemudian susah mendiskripsikan arti sebenernya. tapi, saya juga tidak menitik beratkan pada materi. orang-orang bilang, 'mau makan apa kalo cuma modal cinta?? "
buat saya kalo cuma materi pun, itu bisa diusahakan. merasa belum cukup modal materi, kita bisa mengusahakan bareng...
well, masih banyaklah... sangat banyak hal yang harus dipertimbangkan.
yang terpenting adalah mengenal. yup, MENGENAL.
kayanya cuma sepele ya, mengenal.
" oh saya kenal dia kok, saya kenal namanya... saya sudah kenal orang tuanya, saya kenal orang tuanya, bla bla bla... "
Holy crap! ga hanya itu! mengenal itu lebih dalam, lebih jauh.
sekarang gini, ga mau kan kita nantinya nyesel setelah nikah karena menemukan hal-hal yang berbau " ih kok ternyata dia gini sih, ih kok ternyata dia gitu ya.. "
oh okay2... menerima pasangan apa adanya. bagus kalo penerimaan itu dengan senang hati, tapi kalo penerimaannya dengan pasrah dan kepaksa?
kalo dalam case : dia suka ngorok pas tidur, dia kentutnya bau, dia lama kalo di WC, dia males mandi, atau apalah... yah, itu masih bisalah diterima. just a little thing, bukan sebuah masalah yang bisa dijadiin alesan untuk ( sorry ) cerai, kan?
tapi kalo dalam case : kalo dia marah dan emosi sering mukulin kita, padahal pas pacaran atau PDKT dulu dia yang sering ngalah, ternyata itu dilakuin cuma biar kita terkesan? what a crap!
apalah artinya "kesan"?? dia berpura-pura menjadi orang lain, biar kita tetap sayang sama dia. brarti sebenernya kita mencintai 'orang lain' itu, bukan dia yang sebenernya... trus berarti kita menikahi 'orang lain' itu. just imagine... gimana rasanya TERNYATA kita bukan menikahi dia 'yang sebenernya'.
nah, bagus kalo dia emang pertamanya berpura-pura jadi baik, dan kemudian memang mengubah dia jadi beneran baik... tapi kalo engga?? habis menikah semua kebuka deh, sifat aslinya muncul semua.... dan disini kita sebagai pasangannya 'harus menerima dia apa adanya'??
oh gosh! maaf.. enak aja, engga deh... makasih.
nah disinilah letak tujuan pas masa pacaran, tunangan atau apalah sejenisnya...
mengenal. tapi jangan biarkan kita juga dibutakan.
tapi kalo ternyata pas pacaran, dia selingkuh, atau dia berbohong pada kita, atau dia flirting ke orang lain, atau dia marahnya suka meledak-ledak... atau apalah, hal-hal yang sifatnya agak 'meresahkan'...
so now, make some commitments!
kita berproses untuk jadi yang lebih baek. kalo toh ternyata dia ngulang gitu gitu mulu dan akirnya malah menyakiti kita... yeaa, mungkin udah sifatnya dia... so go, find another guy!
keputusan yang kita buat itu yang akan menentukan kita nantinya. kalo kita bisa memutuskan dengan baik, kita akan menikahi orang yang baik juga ( untuk kita ). kalo kita membiarkan diri kita dibutakan oleh ( rrrghh ) cinta, yaa kita juga mungkin akan menikahi orang yang ( ternyata ) ngga baik buat kita.
makanya, mencintai itu ga cuma modal perasaan... tapi juga logika.
just think about it, mate.
(p.s. saya menerapkan teori itu juga dengan dia,
as long, it works. lol. try it, luck! )
(images: www.jeztimage.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar