kalo ini adalah diary, saya akan bercerita tentang ini, hari ini.
seperti yang dia bilang, " cuma tanggal. " apa pentingnya tanggal?
yang terpenting, kita menjalani bersama-sama, sampai kita ngga tau lagi udah berapa lama kita menjalani ini semua.
yang terpenting adalah, kita. bersama. cuma itu.
lalu perayaan tidak berarti apa-apa. cuma angka. karena waktu hanya ada di pikiran kita.
kenyataanya? saya pun tidak mengerti apa arti waktu itu sendiri, apa hubungannya dengan ruang.
apakah ruang itu? lalu saya hidup, apakah benar diantara ruang dan waktu?
apakah ruang saya bergerak seiring dengan waktu? dan waktu, hanya pertanda. tanda-tanda yang manusia buat sendiri. waktu tidak ada dengan sendirinya...
karena jika saya bisa menciptakan waktu bagi kehidupan saya sendiri,
saya akan membuat satu hari itu 30jam, atau 55 jam. dan malam bukan akir dari hari.
tanggal berapa? hari apa?
jujur saja liburan kali ini saya benar-benar lupa hari, saya tidak tau hari apa besok. saya benar-benar lupa. karena saya berada jauh dari 'rutinitas jadwal yang membatasi saya dengan ketentuan jam'.
liburan ini... saya bebas melakukan apa saja...
saya tidur malam, dan bangun pada malam berikutnya... apakah itu sudah beda hari? ah saya tidak peduli, bagi saya itu bisa saya bilang setengah hari atau satu bulan... ah apalah itu... hanya waktu.
14 februari, tahun lalu.
apa samanya dengan 14 februari, tahun ini?
mengapa harus dirayakan? ya, mengapa harus dirayakan.
toh, kami pun bisa menyebut sekarang ini adalah '14 februari', jadi kami rayakan saat ini.
atau '14 februari' itu besok ( yah, sebut saja memang kami mengenal waktu 'besok' ) maka kami akan merayakannya 'besok'.
perayaan... kapan sajalah itu.
waktu cuma sekedar penanda. penanda yang ( payahnya ) sudah diakui oleh manusia sedunia,
bahwa satu hari : 24 jam, satu minggu : 7 hari, bla bla bla...
kenapa saya harus terikat? biarkan saya mengatur 'waktu' saya sendiri...
karena bagi saya, satu hari tidak cukup jika hanya diberi 24 jam.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar